Blog dr.Eki

Alopurinol bermanfaat bagi pasien bipolar

Posted on: Oktober 11, 2008

Kalbe.co.id – Pengobatan terhadap kasus bipolar hingga saat ini masih dianggap tidak begitu kuat dan masih dibutuhkan sebuah penemuan baru yang dianggap dapat mempengaruhi efektivitas, keamanan dan tolerabilitasnya pada pasien. Data awal telah membuktikan bahwa seseorang yang mengalami gangguan pada alam perasaan atau “mood” ternyata ada hubungannya dengan disfungsi dari sistem purigenik.

Tahun lalu, pernah juga dipublikasi bahwa adenosine ikut berperan pula dalam produksi neurotransmitter dopamine di otak. Pemberian obat-obatan golongan agonis dopamine dan antagonis dopamin akan menghasilkan efek terhadap tingkah laku yang sama diantara keduanya. Yang lebih mengejutkan lagi disebutkan bahwa alopurinol mempunyai efek terhadap kejiwaan pada pasien skizofrenia, dimana alopurinol akan bekerja pada penghambatan degradasi dari purin, yang justru akan meningkatkan aktivitas adenonin atau bersifat adenosinergik yang pada akhirnya akan ikut meningkatkan aktivitas neurotransmitter dopamine di otak pada pasien skizofenia. Beberapa jalur dopamin pasien skizofrenia terganggu. Dari data sebelumnya, terbukti bahwa dosis alopurinol  300 mg, 1 atau 2 kali sehari, yang digunakan sebagai terapi tambahan, mungkin dapat dipakai untuk mempengaruhi gejala psikotik pasien skizofenia terutama pada gejala positif

Evaluasi kembali dilakukan dalam sebuah penelitian untuk membuktikan apakah alopurinol yang merupakan agen purigenik memberikan manfaat ketika dikombinasikan dengan litium pada kasus bipolar dan dicoba pula dengan mengkombinasikannya dengan obat dipiridamol untuk kasus bipolar.

Penelitian acak buta ganda, dengan kontrol plasebo yang dilakukan terhadap pasien dewasa sebanyak 180 orang dengan kriteria diagnosis gangguan bipolar I, yang saat itu mempunyai gejala episode manik dan atau adanya keadaan psikotik seperti (agitasi atau episode campuran tidak diikutsertakan). Tidak menggunakan antipsikotik selama penelitian ini berlangsung. Setiap peserta diberikan “fixed dose” dengan kandungan Allopurinol 600 mg/hari diberikan pada 60 pasien , Dipyridamole 200 mg/hari diberikan kepada 60 pasien, atau diberikan plasebo sebanyak 60 orang ditambahkan pada terapi litium selama 4 minggu pemberiannya. Setiap peserta diamati pada saat baseline dan hari ke 7, 14, 21, dan hari ke 28 menggunakan skala dari YMRS (the Young Mania Rating Scale) sebagai penilaian utama penelitian. Penelitian dilakukan dari September 2003 hingga September 2006.

Hasil penelitian terhadap alopurinol  menghasilkan penurunan skala YMRS dari saat baseline sampai hari ke 21 secara bermakna (p < 0,001) dan hari ke 28 (p =0,003) dibandingkan dengan plasebo  (d = 0.32, 95% CI = 0.07 – 0.57). Angka remisi bermakna secara statistik dibandingkan dengan dipiridamol dan plasebo (p =0,008). Terapi dengan litium telah menunjukkan kemaknaannya sebagai antimanik dibandingkan dengan kelompok plasebo. Penurunan kadar asam urat dalam plasma memperlihatkan efek yang positif secara bermakna berhubungan dengan efek antimanik pada kelompok yang diterapi dengan alopurinol  (p <0,001).

Kesimpulan akhir yang disampaikan adalah alopurinol secara klinis efektif dan dapat ditoleransi dengan baik sebagai terapi tambahan pasien yang menggunakan litium sebagai antimanik dan sekaligus dapat dijadikan sebuah pendekatan alternatif terapi bagi terapi mania akut, terutama yang diperlihatkan mengenai tolerabilirasnya dan keamanannya dibandingkan dengan penggunaan antipsikotik. Hasil yang didapatkan ini memberikan bukti yang kuat adanya peranan sistem purigenik terhadap patofisiologi dan terapeutik pada pasien dengan gangguan bipolar. Meskipun demikian masih diperlukan bukti lagi dengan uji klinik yang terkontrol dengan baik yang membandingkan secara langsung terapi standar dengan  alopurinol.

Sumber : http://www.kalbe.co.id/index.php?mn=news&tipe=detail&detail=19772#

Tinggalkan komentar

Klik tertinggi

  • Tidak ada