Blog dr.Eki

Archive for Mei 2008

Karena tidak memiliki Nilai bisnis maka Hari Lansi (HALUN) tidak segebyar dengan Valentine Day ataupun April Move.Hari Lanjut usia international (International Day of older Persons) ditetapkan Sidang Umum PBB setiap 1 Oktober berdasarkan resolusi No.45/106 tanggal 14 Desember 1990. Penetapan hari Lansia international merupakan kelanjutan dari Vienna international Plan Action on Aging (“Vienna Plan”) yang diputuskan di Wina tahun 1982 dengan resolusi No. 37/1982 yang melahirkan kesepakatan untuk mengundang bangsa-bangsa yang belum melaksanakan agar menetapkan hari bagi lanjut usia.Hari Lanjut Usia Nasional dicanangkan secara resmi oleh Presiden Soharto di Semarang pada tanggal 29 Mei 1996 untuk menghormati jasa Dr.KRT Radjiman Wediodiningrat yang usia lanjutnya memimpin sidang pertama Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI).Mengapa kita perlu menggebyarkan hari lansia, ada banyak semangat/spirit dan keteladan yang perlu kita tiru dari lansia. Pelukis ternama almahrum affandi di usia 80-an masih terus aktif melukis, Prof Dr Boedi Darmojo masih aktif cermah dimana-mana termasuk luar negeri, walaupun usianya diatas 80 tahun, beberapa tokoh international seperti Gladststone memimpin kabinet inggris dalam usia 80 tahun. Plato meningal dunia dalam usia 80 tahun sedang giat bekerja. Galileo menemukan ilmu gaya gerak (gerak) dalam usia 70 tahun. James watt ahli ilmu alam Inggris mempelajari bahasa Jerman dalam usia 85 tahun, Bertrand Ruessel pada usia 94 tahun masih aktif sebagai tokoh penggerak perdamaian international (Soemartono,Suara Merdeka:29 Mei 2005). Soebronto Laras (65) merupakan tokoh personifikasi Suzuki Indonesia, Aksa Mahmud yang kini usia telah 63 tahun masih aktif sebagai pengusaha dan anggota DPD utusan Sulawesi Selatan.KH.Ali Yafie ulama ahli fiqih yang kini berusia 82 tahun masih aktif mengasuh beberapa pesantren di sulawesi selatan, Sebagai dosen diberbagai perguruan tinggi seperti Asyafi’iyah, Institut Ilmu Al-qur’an, UIN Syarif Hidayatullah,aktif sebagai Dewan Penasehat ICMI dan Dewan Penasehat The Habibie Centre.

Mungkin tak banyak yang tahu kalau tanggal 29 mei adalah hari lanjut usia, saya saja baru tahun ini betul-betul hafal kalau setiap tanggal 29 mei adalah sebuah hari istimewa kepada para orang tua. Coba anda Tanya kepada anak-anak kita, saya yakin mereka tidak ada yang tahu, banding jika yang ditanya hari valentine Day atau April Move pasti mereka hafal diluar kepala. Kenapa ini terjadi, hemat saya karena beberapa hal : Hari lansia ini tidak memiliki nilai bisnis, sehingga tidak dapat dijual, karena tidak dapat dijual maka pasti tidak akan menjanjikan keuntungan materi. Sadar atau tidak, saat ini otak kita hampir terjajah dengan sempurna akan paham materialis,segala sesuatu ukurannya adalah materi. Berbeda dengan Valentine day ada banyak hal yang bisa dijual, hotel akan bersaing menyambut para pelanggan yang telah menunggu moment itu sejak lama. Televisi telah mempersiapkan program acara yang bertema valentine jauh-jauh hari. Hari tua identik dengan menurunnya penghasilan, dan menrunnya minat untuk melakukan hal-hal baru, hari tua juga identik dengan tinggal dirumah memperbanyak dzikir, sehingga issu lansia merupakan issu yang tidak layak jual, karenanya para pemilik modal (kapitalis) kurang tertarik dengan moment ini. Belum ada sebuah usaha yang sungguh-sungguh dari pemerintah untuk menggebyarkan hari lansia. Harusnya ini menjadi kerja bersama lintas departemen, sebab penanganan lansia bukan sekedar kewajiban Departemen Sosial tapi merupakan tanggung jawab bersama. Selanjutnya menular kedunia usaha dan orsos/LSM. Sebagai langkah awal Departemen Sosial sebagai leading sector penanganan lansia dapat menggerakkan setiap unit untuk memeriahkan Hari Lansia (HALUN) dengan berbagai kegiatan, bukan saja Direktorat Lansia atau pun panti lansia, tapi semua direktorat dan semua panti yang ada di Departemen Sosial mesti merayakan hari lansia dengan semarak. Misalnya saja panti cacat merayakan lansia dengan mengunjungi para lansia baik yang tinggal dirumah maupun yang tinggal dipanti. Hari Lanjut usia international (International Day of older Persons) ditetapkan Sidang Umum PBB setiap 1 Oktober berdasarkan resolusi No.45/106 tanggal 14 Desember 1990. Penetapan hari Lansia international merupakan kelanjutan dari Vienna international Plan Action on Aging (“Vienna Plan”) yang diputuskan di Wina tahun 1982 dengan resolusi No. 37/1982 yang melahirkan kesepakatan untuk mengundang bangsa-bangsa yang belum melaksanakan agar menetapkan hari bagi lanjut usia. Hari Lanjut Usia Nasional dicanangkan secara resmi oleh Presiden Soharto di Semarang pada tanggal 29 Mei 1996 untuk menghormati jasa Dr.KRT Radjiman Wediodiningrat yang usia lanjutnya memimpin sidang pertama Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI).(Sumber:www.wikipedia.org/wiki). Jasa Almahrum Dr. KRT Radjiman Wediodiningrat pada 29 Mei 1945 memimpin sidang pertama BPUPKI yang mengandung nilai perjuangan dan dilakukan dengan penuh kearifan serta berbobot. Radjiman Wediodiningrat sebagai personifikasi mewakili golongan lanjut usia (lansia). Diharapkan generasi berikutnya mencontoh dan mempunyai nilai-nilai kejuangan serta sifat-sifat luhur lainnya sebagaimana diteladankan generasi pendahulu (Soemartono,Suara Merdeka:29 Mei 2005) Mengapa kita perlu menggebyarkan hari lansia?setiap orang termasuk lansia memiliki hak untuk menikmati kehidupannya, HALUN berarti bentuk kepedulian dan perhatian Negara kepada para penduduk senior, pada hari itu juga kita bisa melakukan refleksi menggali kerifan lokal/nasional tentang tingginya status dan kedudukan orang tua baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat terutama dalam konteks budaya ketimuran. Tidak semua lansia berarti ketidakberdayaan atau ketergantungan banyak lansia yang justru mencapai puncak kariernya justru setelah melewati usia 60 tahun, Pelukis ternama almahrum affandi di usia 80-an masih terus aktif melukis, Prof Dr Boedi Darmojo masih aktif cermah dimana-mana termasuk luar negeri, walaupun usiaya diatas 80 tahun, beberapa tokoh international seperti Gladststone memimpin kabinet inggris dalam usia 80 tahun. Plato meningal dunia dalam usia 80 tahun sedang giat bekerja. Galileo menemukan ilmu gaya gerak (gerak) dalam usia 70 tahun. James watt ahli ilmu alam Inggris mempelajari bahasa Jerman dalam usia 85 tahun, Bertrand Ruessel pada usia 94 tahun masih aktif sebagai tokoh penggerak perdamaian international (Soemartono,Suara Merdeka:29 Mei 2005).HALUN adalah moment yang tepat untuk memberikan penghargaan kepada para lansia yang memiliki prestasi atau karya yang bisa menjadi spirit/teladan bagi generasi penerus. Beberapa tokoh pengusaha seperti: Soebronto Laras (65) merupakan tokoh personifikasi Suzuki Indonesia, Aksa Mahmud yang kini usia telah 63 tahun masih aktif sebagai pengusaha dan anggota DPD utusan Sulawesi Selatan.KH.Ali Yafie ulama ahli fiqih yang kini berusia 82 tahun masih aktif mengasuh beberapa pesantren disulawesi selatan, Sebagai dosen diberbagai perguruan tinggi seperti Asyafi’iyah, Institut Ilmu Al-qur’an, UIN Syarif Hidayatullah,aktif sebagai Dewan Penasehat ICMI dan Dewan Penasehat The Habibie Centre. Saya pernah bertemu dengan seorang pria berusia 69 tahun namanya H.Nurdin adam, beliau seorang pensiunan, saat ini sedang mengambil kuliah S1 jurusan Administrasi Negara disalah satu Pergurun tinggi swasta di Makassar. Yang menarik dari sosok yang memiliki 4 anak ini bahwa diusianya yang hampir 70 tahun semangatnya untuk belajar luar biasa, dia menyelesaikan SLTAnya sekitar 43 tahun yang lalu. Semangat apa yang bisa kita ambil dari tokoh yang setiap hari berlatih jalan kaki 2-3 jam, bahwa dihari tuanya dia tidak ingin menghabiskan waktu hanya sekedar menunggu mati, dia ingin mengisi hari-harinya dengan hal-hal yang baru dan menantang. Saya begitu terkagum-kagum dengan semangat pak haji ini, semangat yang saya yakin setiap generasi muda kita saja belum tentu memilikinya. Karenanya semangat ini perlu ditularkan, dan saya kira hari lansia ini merupakan moment yang paling stretegis untuk menggebyarkan kembali semangat juang para lansia, untuk ditularkan kepada generasi penerus. Pada momen ini merupakan saat dimana para lansia perlu berbicara tentang apa yang telah mereka lakukan bagi bangsa ini dan apa yang belum dikerjakan dan perlu diterusan oleh generasi muda. Ketuaan bukan sekedar penurunan fisik dan kemampuan intelegensi akan tetapi dibalik itu ada kisah/cerita perjalanan hidup ada semangat perjuangan mereka untuk mencapai sukses yang perlu ditularkan. Karenanya HALUN bukan *****a miliki para lansia tapi anak-anak muda pun butuh untuk mengikutinya. Mengapa tidak kita kemas suatu kegiatan yang isinya adalah menggali kisah sukses tokoh-tokoh yang sukses yang saat ini telah lansia, ataupun dialog lintas generasi, dimana lansia dan anak muda berkumpul bersama untuk saling mendengarkan, untuk mereduksi konflik nilai antara orang tua dan anak muda. Sebuah forum dialog yang mencoba merekonstruksi budaya menghormati yang tua dan menyayangi yang muda. Selai itu ada beberapa hal yang bisa dibangun lewat pelaksanaan hari lansia : Peningkatan kualitas lansia dengan mengkampanyekan semangat untuk menikmati hari tua. Banyak orang yang takut menghadapi masa tua karena asumsinya jika sudah tua, maka fisik akan makin lemah, berpenyakit, cepat lupa, penampilan makin tidak menarik dan makin banyak hambatan lain yang membuat hidup makin terbatas(Jacinta F.Rini:2001). Oleh karena itu semangat menikmati hati tua perlu digelorakan, Seperti dikemukakan oleh sartono Mukadis (psikolog) saat peluncuran Yayasan Kencana “pada usia saya saat ini, saya mengantisipasi agar tidak mengalami kematian psikologis dan kematian sosial. Kematian psikolgis berupa kebencian dan kemarahan terhadap diri sendiri karena merasa tidak berguna lagi. Sedangkan kematian sosial adalah perasaan tidak dibutuhkan dan menjadi beban bagi lingkungan sosial disekitar saya.” (Media Indonesia Online, 1 juni 2004). Agar bisa menikmati hari tua (masa pensiun) masih dari Jacinta F. Rini, memberikan beberapa kiat memasuki masa pensiun: menghadapinya secara rileks, banyak tersenyum dan tertawa akan memperbanyak teman yang memberikan keceriaan hidup, tidak terburu-buru dalam menjalani hidup (nikmati dan syukuri), buat rencana kegiatan harian, lakukan kegiatan sosial, manfaatkan waktu untuk hal-hal terbaik dalam kehidupan, tidak berdiam diri, hilangkan kesepian dan dekatkan diri dengan orang didekat anda, jaga kesehatan, kurangi kebiasaan buruk seperti merokok, mengungjungi tempat-tempat menarik, hubungi teman lewat surat, email atau telepon, kembangkan hobi, baca buku yang membangkitkan motivasi, kebiasaan berdoa dan berbincang-bincang serta berdiskusi dengan tuhan dll. Moment untuk mengkampanyekan semangat penghormatan kepada lansia dan pemberian prioritas kepada para lansia dalam pelayanan public. Keberadaan lansia sering dipersepsikan negative oeh masyarakat luas, seperti tidak berdaya, sakit-sakitan, tidak produktif, menjadi beban keuarga, masyarakat bahkan negara. Perlu ada sebuah standar pelayanan disetiap layanan-layanan public yang memberikan prioritas kepada lansia yang ditindak lanjuti dengan pemberian penghargaan kepada lnstansi tersebut sebagai lembaga yang sangat peduli kepada lansia. Lemahnya kepedulian layanan publik kepada lansia bisa kita lihat pada saat pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT), berapa banyak lansia yang harus antri dan desak-desakan dengan orang-orang muda hingga akhirnya mereka kehabisan nafas dan jatuh pingsan. Jika layanan publik ini memiliki kesadaran akan perlindungan kepada lansia, seyogyayanya disediakan tempat khusus bagi para lansia untuk antri. Dan lebih bagus lagi jika semua lansia penerima BLT didata dulu kemudian mereka tidak perlu datang ke kantor pos tapi diantarakan langsung ke rumahnya. Itu baru salah satu contoh layanan public yang tidak berpihak pada lansia. Saya kira masih banyak yang lain. Momen untuk mengkampanyekan “tempat bagi lansia dalam keluarga” (semangat: three generation in one roof). Semangat ini perlu digalakkan dari sekarang, jika tidak kita akan mengalami krisis kemanusiaan. Di China ada sebuah budaya bahwa anak laki-lakilah yang memiliki kewajiban untuk merawat orang tuanya sementara di cina ada sekitar 30 % perempuan cina tidak memiliki anak laki-laki sehingga mereka akan mengalami keterlantaran. Semangat keluarga sebagai tempat yang paling baik bagi lansia dan keluarga memiliki kewajiban untuk memberikan perawatan yang terbaik, perlu terus dipertahankan sebab jika tidak maka akan banyak sekali lansia yang akan hidup terlantar. Sementara institusi pengganti keluarga seperti panti werdha baik dari segi kualitas maupun kuantitas sangat tidak memadai dibandingkan dengan jumlah lansia yang terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Moment untuk melakukan penyadaran tentang berbagai aktivitas atau pola hidup yang menjaga kualitas hidup dimasa lansia. Penyuluhan dan kampanye pola hidup sehat bagi lansia perlu terus digalakkan, karena masih banyak lansia kita yang tidak/rendahi pengetahuan tentang pola hidup sehat.
Penulis : syamsuddin (http://bp.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=644)

Kalbe.co.id – Wanita yang mengalami stres mengenai uang, hubungan dan masalah lain selama kehamilan dapat melahirkan bayi yang mudah terkena alergi dan asma. Temuan para peneliti Amerika yang dipresentasikan dalam pertemuan the American Society di Toronto, menjelaskan bahwa seorang ibu yang mengalami stres selama hamil akan mendapatkan konsekuensi pada anaknya.

Dr. Rosalind Wright dari Harvard Medical School di Boston mengatakan bahwa penelitian ini untuk meningkatkan bukti yang menghubungakan stres ibu seperti masalah keuangan atau hubungan pada perubahan perkembangan sistem imun anaknya, bahkan selama masa kehamilan.

Wright dan kolegenya menemukan bahwa ibu yang paling stres selama hamil tampaknya melahirkan bayi dengan kadar imunoglobulin E (IgE) paling tinggi, walaupun ibunya hanya sedikit terpapar oleh alergen selama kehamilan.

Studi pada hewan ditemukan bahwa stres pada ibu meningkatkan efek paparan elergen terhadap sistem imun dari janin yang berkembang. Tim Harvard bermaksud melihat apakah mereka juga menemukan hal yang sama dalam manusia. Mereka mengukur kadar IgE dari darah plasenta 387 bayi yang dilahirkan di Boston.

Bayi yang ibunya paling stres, tapi paling rendah terkena debu di rumah, tetap mendapatkan kadar IgE tinggi di dalam darah plasentanya. Ini sebuah temuan menjelaskan bahwa stres meningkatkan respon imun terhadap paparan debu. hal ini tidak tergantung ras ibu, status sosial, pendidikan dan sejarah merokok.

Stres sebagai ‘polutan sosial’

Menurut Wright, hal ini mendukung pernyataan bahwa stres dapat dipertimbangkan sebagai polutan sosial, ketika ‘dihirup’ ke dalam tubuh dapat mempengaruhi respon imun tubuh.

Studi ini sesuai pola temuan terbaru dalam pada anak-anak yang mengalami stres oleh Dr. Andrea Danese dari University of London. Para peneliti mengamati 1.000 orang di New Zealand dari lahir sampai umur 32 tahun. Mereka menemukan anak-anak yang mengalami penanganan yang salah, seperti penolakan orang tua, disiplin dengan kekerasan dan pelecehan seksual, memiliki kadar 2 kali lipat peradangan di dalam darah mereka bahkan sampai 20 tahun kemudian. Kadar tinggi penanda radang seperti protein reaktif-C, fibrinogen, dan sel imun meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes dan penyakit jantung.

Stres pada anak-anak dapat mengubah perkembangan dan mempunyai efek jangka panjang terhadap risiko penyakit. Danese mengemukakan bahwa penanganan keliru saat anak-anak dapat merusak kemampuan glukokortikoid (hormon yang menghambat peradangan) untuk merespon stres di kemudian hari sehingga mengarah pada depresi dan penyakit kejiwaan lainnya. Anak-anak yang mengalami perlakuan keliru harus segera mendapatkan pelayanan pencegahan terhadap penyakit orang dewasa.

Tag:

Klik tertinggi

  • Tidak ada