Blog dr.Eki

Posts Tagged ‘kisaran autisme

Ketika Kanner pertama kali menjelaskan autisme, autisme hanya dianggap sebagai kelainan perilaku, tetapi penelitian sejak saat itu telah menunjukkan bahwa sebenarnya autisme lebih kompleks. Sebenarnya, ada tiga bagian tubuh yang terlibat di dalam autisme: otak, sistem imun dan saluran pencernaan. Penemuan ini menjuruskan para ahli untuk menamai kondisi ini ”kelainan kisaran autisme”. Ini berarti,anak-anak dengan autisme bukan hanya menunjukkan daftar panjang gangguan psikiatrik, masalah bicara dan bahasa, ketidaknormalan sensorik, kesulitan kognisi dan perilaku yang tidak biasa,mereka juga memilikki masalah sistem imun yang spesifik dan kesulitan pada saluran pencernaan.
Jika kita bisa mengintip ke dalam tubuh anak-anak dengan autisme, kita akan melihat banyak proses gangguan yang sedang terjadi.
Misalnya:
1. Hampir 85% anak autisme memilikki kelebihan virus, jamur dan organisme penyebab penyakit lainnya di dalam saluran usus mereka, yang menyebabkan mereka mengalami masalah diare dan masalah penyerapan bahan gizi pada anak autistik. Paling sedikit 40% dari anak autistik memilikki kadar rendah vitamin A,B6 dan niasin. Delapan puluh persen memilikki kadar asam amino yang abnormal. Sebagian besar dari mereka memilikki kadar rendah dri vitamin B12, magnesium, seng dan selenium.
2. Banyak sel-sel sistem imun yang tidak berperilaku normal, yang berakibat alergi, asma, dan infeksi pada banyak anak autistik. Dengan kehadiran merkuri, sel-sel pembunuh virus dan jamur, yang disebut limfosit TH1, sebagian digantikan oleh limfosit TH2, yaitu sel-sel yang tidak memilikki kemampuan untuk membunuh organisme yang sama seperti TH1.
3. Sistem detoksifikasi (penghilang racun) dari hati tidak berfungsi dengan benar, sehingga anak-anak autistik tidak mampu menghilangkan racun dan mengeluarkan logam-logam berat (seperti merkuri dan aluminium, keduanya terdapat di dalam vaksin-vaksin),pestisida, atau hidrokarbon dari dalam tubuhnya.
4. Telah terlihat peningkatan insidensi kejang dn ketidaknormalan EEG (citra elektrik otak) pada anak-anak autistik.

Ini hanyalah beberapa dari tanda dan gejala abnormal yang dialami anak-anak dengan autisme. Tetapi bersamaan dengan meningkatnya autisme juga terdapat peningkatan serupa jumlah anak yang memilikki masalah persarafan, termasuk kelainan kekurangan perhatian (ADD), kelainan hiperaktif kekurangan perhatian (ADHD), disleksia, dan gangguan belajar. Angka statistik di seputar kelainan-kelainan ini sungguh mengganggu. Misalnya:
A. Sekitar 5% anak sekolah (AS) diperkirakan memilikki ADD atau ADHD
B. Menurut Institut Kesehatan Nasional (AS), 40% anak dengan ADHD mengalami gangguan belajar dan 20 sampai 70% anak dengan ADHD juga memilikki perilaku (kenakalan). Beberapa ahli berkata bahwa peningkatan kasus ADD dan ADHD mungkin berkaitan dengan teknik-teknik diagnosis yang sudah lebih maju, meskipun banyak pula ahli yang tidak menyetujuinya.
C. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal of the American Medical Assocation menunjukkan bahwa ”orang dewasa yang memilikki riwayat ADHD tampaknya mewakili sebagian besar kelompok narapidana”

Pertanyaan-pertanyaan tentang kemungkinan penyebab masalah persarafan ini telah mengirim para pemeriksa ke banyak arah. Salah satunya adalah ke arah dunia vaksinasi.


Klik tertinggi

  • Tidak ada